Dua Keping Kue Itu....
Di ambil dari buku Anakku Inspirasiku by Rumah Cerdas
Sekolah sudah mulai sepi.
Sore itu anak-anak Rumah Cerdas sudah pada pulang dijemput orang tuanya
masing-masing. Ah, tidak.Masih ada satu yang tertinggal. Rupanya Kiki belum
dijemput. Tiba-tiba ia datang menghampiri saya. Tampak dua keping kue
tergenggam di tangannya.
“Bunda, minta tolong
bukakan kuenya” Saya memungut kue itu dari tangannya. Rasa-rasanya ini kue yang
ada di keranjang tempat kue yang tadi saya lihat. Kue ini adalah kue milik
siswa todler yang tertinggal.
“Maaf Kiki, tapi ini kue
milik siapa? Apakah kue Kiki?” tanya saya memancing.
“Bukan. Ini kuenya Erland”
spontan ia menjawab.
“Apakah Kiki tadi sudah
ijin Erland?” tanya saya lagi mengamati mimik wajahnya.
“Belum”
“Lalu kalau belum ijin, menurut
Kiki boleh dimakan atau tidak?”
“Tidak boleh” jawabnya
polos.
“Kalau bagitu sebaiknya apa
yang kita lakukan ya?” Pancing saya lagi.
Kiki terdiam. Saya tahu ia
sangat ingin memakan kue itu. Saya menyimpulkan itu dari ekspresi wajahnya.
Tapi apa kalimat yang muncul dari bibir mungil itu sungguh mencengangkan.
“Harus dikembalikan bunda.
Besok diberikan kembali pada Erland” Kiki menyerahkan kedua kue itu kepadaku.
Secepatnya saya memberikn apresiasi. Saya peluk sosok mungil di depan saya
itu. Hati saya bergetar.
“Alhamdulillah Kiki
sayang. Hebat sekali. Sudah bisa membedakan mana yang boleh dan mana yang
tidak”
Anak itu tersenyum lebar. Membalas pelukuan saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar